Kamis, 25 Maret 2010

10) Bahasa Kepala

* Foto : bahadur, Nepal

Hal paling lucu yang masih menjadi tertawaan saya, baik ketika melihatnya ataupun ketika sendiri mengingatnya. Pastinya saya akan tertawa terpingkal, terkadang juga sambil menirukan apa yang saya tertawakan itu.

Adalah gerak kepala "teman-teman India, Pakistan, Nepal, Bangladesh". Mereka sama, ketika mengatakan "iya" lewat bahasa kepala, maka mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kalau di Indonesia, sama dengan gelengan tidak. Bukan perbedaan itu yang membikin saya terpingkal-pingkal, tapi gerak kepalanya itu, lentur, elastis, seperti ada cirri khas dan seninya, gimana ya… kalau boleh saya namakan "goyang kepala" hehehe…

Bagi teman-teman yang suka dengan film India, bisa dibuktikan dan diperhatikan. Kalu kita mungkin bilang "tidak" hanya akan bergeleng satu kali, tapi ini nggak, dia akan bergeleng-geleng dua atau tiga kali. Saya pernah mencoba itu, pusing juga.

Diceritakan, ada orang Indonesia bekerja di Money Exchange, Abu Dhabi. Suatu hari dia melayani pelanggan dari bangladesh, karena baru, dia tidak mengerti goyangan kepala ini, sambil memegang card identity punya orang bangladesh itu, dia menanyakan kebenaran nama dan keterangan2 lainnya, "jawabannya geleng-geleng (menandakan iya), ditanya lagi jawabanyya geleng" cerita teman saya, nah ketika beberapa kali ditanya, jawabannya tetap geleng-gelang, mungkin karena orang indonesia itu gak ngerti bahwa itu jawaban iya maka orang Indonesia itu bilang "STOP, kamu jangan geleng-geleng terus kepalanya, pusing nih", orang Bangladesh yang masih geleng-geleng langsung menegakkan kepalanya. Hehehehehe…

Ketertawaan saya bukan berarti menghina, tapi saya merasa lucu ketika melihat, keunikan-keunikan seperti ini. Siapapun, terutama dari negara2 asia tenggara, maka pertama kali akan bingung menghadapi bahasa tubuh seperti itu, karena, gelengan kepala bagi orang-orang asia tenggara artinya "Tidak".

Bagaimana bahasa tubuh mereka ketika "tidak" , kepalanya digerakkan ke atas. tapi konon, hanya sebagian saja, saya juga jarang melihat bahasa tubuh "tidak" mereka. Kebanyakan mereka langsung ngomong "tidak".
Pernah suatu hari saya tanyakan pada beberapa teman tentang asal usul gerakan ini, namanya samir, pekerja salon, atau kepada bahadur, pekerja bangunan orang Nepal. Mereka semua menjawab tidak tahu, mereka bilang, itu sudah kebiasaan saya dan orang-orang Negara saya.

Dengan perbedaan ini, saya kira mereka juga bingung, sama dengan kebingungan saya, ketika mereka bilang iya dengan menggelengkan kepala, sedangkan ketika saya bilang tidak saya juga menggelengkan kepala. Perbedaannya, mereka "bergoyang", saya Cuman "bergeleng". hehehe

Memang perbedaan sangat indah, meskipun terkadang menggelikan.

Tidak ada komentar: