Minggu, 29 Maret 2009

Cita-cita dan pemuda

Waktu masa sekolah dasar,saya pernah bertanya pada ibu "bu, apakah semua orang cita-citanya harus sama?" ibuku yang capek dari pulang bekerja, sambil tersenyum menjawab "tidak, setiap orang mempunyai keinginan dan cita-cita masing-masing".

Dari situ kemudian aku mengerti mengapa ibu guru di sekolah selalu menanyakan cita-cita pada setiap anak, seringnya satu kelas ikut-ikutan ketika ditanya cita-cita dia, termasuk aku sendiri. Dengan demikian aku harus punya cita-citaku sendiri.

Kulirik ibu "menurut ibu apa sih cita-citaku?", beliau kembali tersenyum, "loh gimana cong, cita-cita itu bukan datang dari orang, tapi dari diri kamu sendiri. ibu tentu tidak tahu, mau jadi apa ibnu kalau sudah besar!, tapi apapun cita-citamu, harus bermanfaat bagi dirimu dan orang lain"

Mendengar ini, melintas di kepalaku bayangan omku yang jadi tentara, mungkin jadi tentara enak, tegap, gagah, dan yang penting ditakuti orang. lalatpun terlihat enggan menyentuhnya. lima orang dari keluargaku jadi tentara. ketika mereka pulang pada masa lebaran, disitulah kebahagiaanku, karena aku bisa berjalan bersama mereka dengan perasaan bangga dan sedikit arogan, seolah-olah aku berkata "inilah omku tentara, dan aku ponaannya".

Malamnya, di pelataran rumahku, aku bertanya pada bapak, “apa sih cita-citaku pak?”. Bapak yang wataknya agak keras,workerholic, pecinta keluarga, tapi selera humornya cukup tinggi, beliau melirikku sejenak. Jawabannyapun sama seperti ibu, bahwa cita-cita itu berasal dariku bukan dari orang lain, namun beliau menambahkan “kau harus lebih baik dari bapak”.

Kini, aku berumur 25 tahun, umur yang cukup untuk mendewasakan diri, cukup untuk mendengar bisikan tuhan, cukup untuk mendengar bisikan kasih sayang kekasih dari jauh seberang indonesia, cukup untuk jauh dari hal-hal buruk keremajaan, cukup untuk dibilang pemuda. Pemuda yang tegap, pemuda yang cinta keluarganya, pemuda yang mencintai kekasihnya dengan sepenuh hati, menunggu dengan sabar dengan berkata “aku menunggumu kasih, dua tahun lagi”, pemuda yang lebih baik dari bapaknya, dan pemuda yang bermanfaat bagi sesama manusia.