Jumat, 19 Maret 2010

Jelek-Jelek

Sungguh mukamu jelek, sejelek babi, artinya tidak berbentuk manusia, kalau saja kau tidak dinamai, akan saya namai kamu dengan manusia berwajah babi. Tapi anehnya, mengapa kau selalu menebar kejelekanmu, mengapa kau selalu merasa seolah-olah bahwa kamulah yang paling cantik di dunia ini.

Padahal jika kamu sadar, yang mendekatimu adalah manusia setengah buaya yang buta, manusia yang hanya butuh tubuhmu yang berbentuk manusia berjenis wanita, tanpa bisa melihat bahwa mukamu itu babi, atau manusia yang buta, hanya melihat bahwa kau sebagai wanita yang bisa memuaskan nafsunya kapan saja.

Saya kira kamu juga sadar, bahwa dia adalah buaya yang buta, tapi karena rasa percaya dirimu yang lebih yang membuatmu hilang kesadaran bahwa dia hanya ingin menikmati tubuhmu. Herannya, kamu jingkrak-jikrak senang, bangga, menceritakan ke-semua orang, "oh ini pacarku" "oh saya didekati banyak orang", "oh saya pusing mau milih sapa".

Saya sadar kau tak tahu pepatah ini, karena percaya dirimu kelewatan dan bisa dikatakan sombong. "orang yang cantik itu tak akan berteriak bahwa di cantik, bahwa dia seksi dll, karena dia sadar bahwa dengan bagaimanapun dia sudah cantik".

Semua manusia tahu, bahwa kamu memang jelek. Tapi mereka tidak tahu atau merasa iba padamu untuk mengatakan bahwa kamu jelek. Saya tidak akan mengatakan ini jika kau tidak menumpuk benci dalam diri ini, jika kau sadar bahwa tebaran pesonamu yang memuakkan itu mengganggu saya dan pekerjaan saya, kemudian saya berkesimpulan bahwa kamu memang pengganggu yang tak ber-etika.

Saya menulis, bukan karena saya Memperhatikanmu, tapi ini luapan benci yang kamu tanam sejak lama di dalam diri ini. Saya piker, lebih baik menuliskan kebencian ini daripada marah-marah. Kau tak tersinggung dan kebencian saya karena ketergangguanmu pun berkurang.

Saya memang berlaku baik di depanmu, walaupun hati ini benci padamu, sangat benci. Tapi ingat saya hanya sekedar "sangat benci", dan saya jamin benci ini tidak akan mengganggumu, seperti kau menggangguku. Kau tetap bebas ber-ekspresi, mau jikrak, mau telanjang, mau tebar lekuk tubuhmu pada orang lain. Terserah, itu hakmu. Mungkin saya akan keluar ketika kamu mulai menebar pesona pada orang-orang, mungkin juga akan saya tutup telinga ini dengan headset mendengarkan Ummi Kultsum, Fairuz, Elissa, daripada mendengar suaramu, suara babi.

Bukan juga saya Syirik padamu, mungkin kau mengira saya Syirik karena kau banyak cowoknya, sedangkan saya tidak punya cewek. "oohhh no" bukan itu, saya sadar bahwa saya "cakep" jadi kapan dan dimanpun bisa dapet (huahaua,,,yang ini kidding aja). Perlu saya tegaskan lagi, saya menuliskan ini karena "Pekerjaan saya Terganggu".

Cukup bagi saya menuliskan bahwa saya membencimu, itu saja.

Tidak ada komentar: