Sabtu, 27 Maret 2010

12) Berhenti Mensucikan Arab

Setiap pelajaran Agama Islam di SD, dan Setiap pelajaran Tarikh Islam di Madrasah, sering saya berkhayal, arab adalah tanah gersang tapi damai, penuh jejak-jejak nabi, banyak onta, terhampar fatamorgana, orangnya berjenggot memakai jubah dan surban (seperti ditampilkan sebagian jemaah haji Indonesia ketika pulang haji), hidupnya nomaden, wanitanya memakai jilbab, orangnya semua baik, dermawan, semua hafal Al-Qur'an, Semua Hafal hadist, dan apapun yang berhubungan dengan Mekkah pasti baik, pasti suci, pasti islam dll.

Sampai waktu SMP, khayalan ini masih tetap menjadi acuan saya memandang arab. Ketika pulang dari mekkah, ibu saya membawakan oleh-oleh jam tangan, di waktu itu saya merasa gembira sekali, weihh jam dari mekkah, saya gembira, saya pertontonkan jam itu di depan teman-teman, berharap mereka bertanya, darimana jam itu? Dengan sigap saya akan jawab Mekkah. Trend barang-barang mekkah memang menjadi magnet tersendiri ketika zaman itu.

Tak heran di zaman itu juga mekkah menjadi kalimat komersil pelaris, banyak orang jualan obat di pasar, mengaku ini obat dari mekkah atau arab. Atau ini jimat dikasih habib dari mekkah, atau ini bacaan dapat dari mekkah dll, bahkan banyak yang mengaku habib, asal hidung mancung aja. Keistimewaan mengaku habib ketika itu adalah dihormati oleh masyarakat setempat. Jokenya, "kalau sudah ada habib-makanan apapun di dalam rumah dikeluarkan, apapun dawuhnya dipatuhi". Memang sebagian Habib benaran, tapi mayoritas yang ngaku-ngaku seperti itu adalah palsu.

Lima tahun ditakdirkan tinggal di negeri arab, Terheran-heran, ternyata khayalan itu jauh tertinggal, khayalan saya ternyata di zaman rosululloh, dimana Arab belum tahu apa yang namanya modern.

Zaman sekarang, Onta sudah bukan alat transportasi tapi alat Promosi Negara arab, padang pasir bukan lagi menjadi jalan, tapi sudah menjadi tanah proyek apartemen atau mall-mall besar, hotel-hotel berbintang.

Cara hidupnya bukan lagi nomaden, tapi resident, duduk diam mempunyai banyak pembantu, menimbun lemak. Pedang bukan lagi bawaannya, tapi uang dari hasil penjualan minyak pemerintah.

Wanita bukan juga berjilbab atau bercadar ikhlas seperti yang saya khayalkan, tapi hijab sebagai tradisi atau desakan hukuman.

Khayalan itu berubah dengan realita. Ternyata kita tidak lebih buruk dari arab dan arab tidak lebih baik dari kita. Arab bukan berarti Islam, Islam bukan Berarti Arab. Tapi banyak hal yang bisa kita ambil dari meraka.

Zaman memang sudah berubah. Jadi, hentikanlah mensucikan atau mengislamkan Arab.

Kamis, 25 Maret 2010

11) Sate/Nasi pecel, Tha"miyah bil-bait, Biryani

* Foto : Nasi Biryani

Di Indonesia, saya punya dua makanan kesukaan. Pertama, Sate, kedua, Nasi Pecel. dari kecil saya sudah merasakan kenikmatannya. Sejak kelas satu SD, sayapun sudah bisa merasakan kapan pecel itu enak dimakan. Di pagi hari, itulah waktu cocok untuk pecel. Nenek saya hafal kebiasaan ini, terbukti ketika kemarin saya pulang, dan saya menginap di rumahnya, pas jam 06.00 Nasi itu sudah tersedia di atas meja makan. Pulang dari masjid, nenek sudah menunggu di ruang tamu, kemudia dia mengabari, "nasi pecelnya di atas meja".

Ucapan itu, sungguh mengembalikan kenangan masalalu hadir. Dulu, setiap kali habis mandi ,nenek membantu memakaikan baju seragam SD, kemudian mengantarkan kemeja makan atau keruang tamu, dipastikan pecel sudah tersedia. teringat itu, Seketika saya mendekati nenek, saya cium tangannya, sambil berkata dalam hati, "Terimakasih atas Semuanya Nek".

Sate,makanan ini enaknya di waktu malam. Mungkin karena dulunya Al-marhum bapak sering lembur dan pulang malam,beliau selalu membawa oleh-oleh sate.Terus jadi kebiasaan, bagi saya makan sate enaknya pas malam. Kebiasaan ini mbak dan ibu yang tahu. Jadi ketika ibu atau mbak pergi belanja ke pamekasan (kota) di malam hari, hampir dipastikan mereka tak lupa membawah oleh-oleh itu.

Di Mesir, Tha'miyah bil bait bisa dikatakan makanan favorit, makanan penuh kenangan di masa kuliah. Makanan yang dibungkus dengan "aisy" roti khas mesir, di dalamnya ada banyak campuran, Tha'miyah + dedaunan+telur+ada juga cairan terbuat dari tepung. Tha'miyah ini bagi saya bisa dimakan kapan saja, tak butuh waktu. Lapar datang, langsung sikat.

Teringat ketika makan pertama kali, dibawa oleh seorang senior di kairo ke warung rakyat mesir. Langsung disuguhi makanan ini, pertama lihat "woh ini kok kayak makanan kambing di kampong saya, daunnya dibiarkan begitu saja, tanpa bumbu apapun". Terasa lain, aneh, waktu itu, makanan tersisa separuh, karena sudah terasa tidak enak.

Namun, saya tidak butuh waktu lama untuk menyukai Tha'miyah. Selepas Seminggu di Kairo, saya malah sering turun apartemen untuk membeli makanan ini. Apalagi kalau pas lagi masuk kuliah, di depan Kampus dan di belakangnya, ada penjual Tha'miyah enak. Terkadang Warung itu menjadi tempat tongkrongan bagi teman2 mahasiswa.

Sekarang, Di Abu Dhabi, saya juga mempunyai makanan favorit "Nasi Biryani". Biryani berasal dati kata Persia, artinya fried atau nasi goreng. Tapi nasi gorengnya lain dari nasi goreng Indonesia, dari bumbunya saja sudah lain, tentu rasanya juga lain.

Kalau di Indonesia, nasi goreng tak pake kuah. Nasi biryani itu pake kuah, entah kuah dari apa saya kurang memperhatikan. Dalam nasi goreng, biasanya kita sering mencapur ayam atau daging di dalamnya. Biryani, ayam dan dagingnya dipisah.

Jadi, ketika kita makan biryani, akan ada empat wadah di sana, pertama untuk Nasinya, kedua untuk Kuah, ketiga untk Ayam atau daging atau Ikan, keempat untuk lalapannya, ada mentimun, gar-ger (tumbuhan yang konon, bisa memperkuat hubungan suami istri), gubis, wortel dll.

Nasi biryani sangat popular sekali untuk negeri asia selatan, seperti India, srilanka. Namun di negera-negera arab juga popular, mungkin karena pengaruh dari orang-orang pendatang, dari India, Pakistan, Bangladesh, bahkan nasi ini bisa menjadi menu makanan pokok acara perkawinan orang-orang arab.

Itu semua adalah makanan-makanan favorit saya yang sering saya makan, Sebenarnya masih banyak makanan-makanan enak sejenis lainnya, mungkin karena selera ya…selera membikin saya suka pada keempat makanan itu.

10) Bahasa Kepala

* Foto : bahadur, Nepal

Hal paling lucu yang masih menjadi tertawaan saya, baik ketika melihatnya ataupun ketika sendiri mengingatnya. Pastinya saya akan tertawa terpingkal, terkadang juga sambil menirukan apa yang saya tertawakan itu.

Adalah gerak kepala "teman-teman India, Pakistan, Nepal, Bangladesh". Mereka sama, ketika mengatakan "iya" lewat bahasa kepala, maka mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kalau di Indonesia, sama dengan gelengan tidak. Bukan perbedaan itu yang membikin saya terpingkal-pingkal, tapi gerak kepalanya itu, lentur, elastis, seperti ada cirri khas dan seninya, gimana ya… kalau boleh saya namakan "goyang kepala" hehehe…

Bagi teman-teman yang suka dengan film India, bisa dibuktikan dan diperhatikan. Kalu kita mungkin bilang "tidak" hanya akan bergeleng satu kali, tapi ini nggak, dia akan bergeleng-geleng dua atau tiga kali. Saya pernah mencoba itu, pusing juga.

Diceritakan, ada orang Indonesia bekerja di Money Exchange, Abu Dhabi. Suatu hari dia melayani pelanggan dari bangladesh, karena baru, dia tidak mengerti goyangan kepala ini, sambil memegang card identity punya orang bangladesh itu, dia menanyakan kebenaran nama dan keterangan2 lainnya, "jawabannya geleng-geleng (menandakan iya), ditanya lagi jawabanyya geleng" cerita teman saya, nah ketika beberapa kali ditanya, jawabannya tetap geleng-gelang, mungkin karena orang indonesia itu gak ngerti bahwa itu jawaban iya maka orang Indonesia itu bilang "STOP, kamu jangan geleng-geleng terus kepalanya, pusing nih", orang Bangladesh yang masih geleng-geleng langsung menegakkan kepalanya. Hehehehehe…

Ketertawaan saya bukan berarti menghina, tapi saya merasa lucu ketika melihat, keunikan-keunikan seperti ini. Siapapun, terutama dari negara2 asia tenggara, maka pertama kali akan bingung menghadapi bahasa tubuh seperti itu, karena, gelengan kepala bagi orang-orang asia tenggara artinya "Tidak".

Bagaimana bahasa tubuh mereka ketika "tidak" , kepalanya digerakkan ke atas. tapi konon, hanya sebagian saja, saya juga jarang melihat bahasa tubuh "tidak" mereka. Kebanyakan mereka langsung ngomong "tidak".
Pernah suatu hari saya tanyakan pada beberapa teman tentang asal usul gerakan ini, namanya samir, pekerja salon, atau kepada bahadur, pekerja bangunan orang Nepal. Mereka semua menjawab tidak tahu, mereka bilang, itu sudah kebiasaan saya dan orang-orang Negara saya.

Dengan perbedaan ini, saya kira mereka juga bingung, sama dengan kebingungan saya, ketika mereka bilang iya dengan menggelengkan kepala, sedangkan ketika saya bilang tidak saya juga menggelengkan kepala. Perbedaannya, mereka "bergoyang", saya Cuman "bergeleng". hehehe

Memang perbedaan sangat indah, meskipun terkadang menggelikan.

Rabu, 24 Maret 2010

Akal Manusia itu Begitu Berharga

Saya masih ingat Pepatah arab, yang intinya begini. Orang berilmu itu mulia walau badannya kecil, dan orang berbadan besar itu akan kerdil kalau dia tak berilmu, atau bodoh. Intinya, bagaimanapun kondisi tubuh anda kalau sudah berilmu akan menjadi mulia.

Ilmu tentunya akan membawa kemajuan bagi manusia. Proses ilmu itu bersumber dari akal. Maka dari akal-lah semua kemajuan manusia saat ini didapat. Einstein lewat akalnya merumuskan teori-teori fisika, Thomas Alfa Edison lewat akalnya menemukan telegraph Lampu listrik dll. Maka sungguh besar nilai akal manusia. Tak heran, jika seseorang sudah tak berfungsi akalnya, maka statusnya 'Gila". Salah satu status social yang sangat terhina sekali.

Kemajuan akan membawa kemudahan bagi manusia, dulu, orang pergi Haji butuh waktu selama 3 bulan naik kapal laut, sekarang dengan pesawat, manusia cumin butuh hitungan jam sudah sampai kesana. Dulu saya setiap pulang kemadura butuh waktu satu jam untuk menyeberang dari Surabaya ke madura, tapi kini dengan SURAMADU, hanya dengan sepuluh menit aku sudah injakkan kaki ini di madura.

Semua fasilitas mempermudah manusia. Fasilitas nyaman dari ilmu dan ilmu dari olah akal. Begitulah sederhananya, mengapa manusia harus menghargai betul keberadaan akal dalam dirinya.

Minggu, 21 Maret 2010

Momentum Memperbaiki Diri


Al-Azhar dengan segala potensinya harus dikerahkan untuk berbenah diri, mengevaluasi hal-hal lama yang belum tercapai dan menata ulang rencana-rencana baru ke depan. Hal ini mumpung ada momentum dengan penunjukan Syeikh Thayyib sebagai Syeikh Al-Azhar yang baru.

Selain karena Pimpinan baru, Momentum lainnya juga terbuka saya kira, dengan berharap bahwa pemerintah akan mengubah kebijakan, agar Al-Azhar lebih mandiri. Jika mubarrok cerdas, maka itu bisa dipertimbangkan, dengan pertimbangan.

Pertama, adanya tantangan serius dari lawan baru politik mubarrok yang akhir-akhir ini mendapat dukungan yang cukup signifikan dari anak-anak muda, al-baradeie. Nah kalau kran Al-Azhar diperbaiki sedikit bahkan kalau bisa diperlonggar, mungkin bisa mengambil simpati para simpatisan Al-Azhar, dengan anggapan bahwa kebijakan mubarrok sudah bagus dan barubah, maka pemerintahanny perlu didukung.

Kedua, kalau memang mubarok mau mewariskan tahta kepemimpinannya pada jamal mubarok, anaknya. Maka beberapa kebijakan mubarrok yang dirasa menekan pihak-pihak tertentu bahkan masyarakat, haruslah diubah menjadi kebijakan yang pro rakyat.

Akhir-akhir ini, intensifnya volume kunjungan jamal mubarrok ke beberapa instansi yang mempunyai cukup banyak massa, seperti Timnas bola mesir atau ke Klub-klub besar seperti Al-Ahly sangat bagus, karena kunjungan itu bisa mendapat simpati dari masyarakat mesir. Politik pencitraan memang perlu untuk menyokong simpati masyarakat.

Sekaranglah momentumnya, kalau Al-Azhar memang pingin maju. Maju dengan menjaga jarak dengan pemerintah agar tak mudah diatur? Atau tetap saja seperti dulu, berjalan begitu saja, dengan Intervensi pemerintah yang berlebihan? Saya khawatir kalau tetap seperti dulu, Al-Azhar tidak akan keramat lagi. hehehe

Sabtu, 20 Maret 2010

DR. Ahmad Thayib


Kemarin, sudah tersebar kabar bahwa Syeikh Al-Azhar baru adalah DR. Ahmad Thayib. Mendadak terbayang dikepala ini sosok DR Ahmad Thayib yang berperawakan tenang, tatapannya tajam, namun pemikirannya sangat maju, yang paling menonjol dari beliau adalah "Upayanya mendialogkan Islam dengan Dunia"

Saya sebagai Alumni Al-Azhar tentu mempunyai ikatan emosi, maka sayapun ikut gembira, ketika presiden Husni Mubarok memilih beliau sebagai pemegang otoritas tertinggi di lembaga islam tertua itu. Beban ini memang sangat berat, mengingat Al-Azhar bukanlah lembaga local yang hanya mengurusi Ummat islam Mesir, tapi Ummat islam secara keseluruhan. Baik dengan pemberian beasiswa bagi murid-murid asing, atau bantuan mubaligh yang tersebar di seluruh pelosok dunia.

Hanya saja, saya sebagai murid mempunyai dua cacatan yang selama ini menjadi perhatian bahkan kritikan orang-orang di luar Al-Azhar. Mungkin juga para Masyayikh di Al-Azhar sendiri sudah tahu tentang permasalah ini tapi apa daya, kekuasaan sudah kadung membelenggu lembaga yang awalnya independent itu.
Pertama, Upayakan untuk mengurangi Intervensi pemerintah di halaman Al-Azhar. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa selama ini kurikulum Al-Azhar sedikit diatur oleh pemerintah, seperti, Materi Juz hafalan Al-Qur'an yang dikurangi, sejumlah materi pelajaran juga tidak boleh diajarkan dll.

Nyatanya lagi, dalam struktur pengurus Lembaga Al-Azhar, keterlibatan pemerintah Mubarok terlihat sangat dipaksakan sekali. Asrama mahasiswa Asing (dulu saya pernah tinggal di sini) yang dulunya selalu dipimpin oleh non militer, ketika saya di sana dan mungkin sampai saat ini, dipimpin oleh Jebolan Militer. Tak heran beberapa kebijakan pimpinan ini banyak tidak sesuai dengan kehendak Mahasiswa, bahkan kabarnya beberapa bulan lalu sempat di demo oleh anak-anak di asrama mahasiswa asing itu.

Akibat dari intervensi ini, Kharisma Al-Azhar sebagai lembaga yang dulu pernah menjadi kiblat keilmuan islam dan kejernihan ajarannya memudar. Sampai orang-orang local mesir juga sekarang banyak yang tidak mempercayai Al-Azhar sebagai lembaga Islam yang murni berjuang memajukan islam, tapi isunya malah "Al-Azhar sebagai kepanjangan tangan dari pemerintahan".

Memang, kalau saya perhatikan, sebetulnya Al-Azhar dalam dilema, disatu sisi lembaga tertua ini harus independent dengan program-progamnya, tapi di sisi lain, pemerintah terus mengawasi, kalau ada kebijakan Al-Azhar yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, maka kebijakan Al-Azhar itu dihapus, meskipun itu lebih benar dalam konteks Al-Azhar.
Ada wacana, bahwa intervensi pemerintah mesir terhadap Al-Azhar adalah untuk mengurangi pengaruh Al-Azhar terhadap rakyat mesir, yang dulunya rakyat lebih percaya ke lembaga ini, bukan pada pemerintah.
Wacana lainnya, adalah tekanan pemerintah Amerika serikat kepada mesir untuk mengurangi pengaruh islam di negeri seribu menara itu. Hal ini bukan tidak mungkin sebenarnya, melihat selama ini, memang sukutu dekat Amerika.

Kedua, harapan untuk mepertahankan sikap tasammuh dan dialog keagamaan Al-Azhar yang selama ini sering kampanyekan oleh Al-marhum Syiekh thantawi. Upaya ini juga efektif di bawah pimpinan Syeikh Thantawi tapi kurang gregetnya. Apalagi Syeikh thayib lulusan sorbone, beliau seharusnya mempunyai peta yang lebih punya greget bagaimana bisa efektif mendialogkan islam dengan dunia, khusnya menghilangkan stigma negative barat terhadap islam selama ini.

Jumat, 19 Maret 2010

Jelek-Jelek

Sungguh mukamu jelek, sejelek babi, artinya tidak berbentuk manusia, kalau saja kau tidak dinamai, akan saya namai kamu dengan manusia berwajah babi. Tapi anehnya, mengapa kau selalu menebar kejelekanmu, mengapa kau selalu merasa seolah-olah bahwa kamulah yang paling cantik di dunia ini.

Padahal jika kamu sadar, yang mendekatimu adalah manusia setengah buaya yang buta, manusia yang hanya butuh tubuhmu yang berbentuk manusia berjenis wanita, tanpa bisa melihat bahwa mukamu itu babi, atau manusia yang buta, hanya melihat bahwa kau sebagai wanita yang bisa memuaskan nafsunya kapan saja.

Saya kira kamu juga sadar, bahwa dia adalah buaya yang buta, tapi karena rasa percaya dirimu yang lebih yang membuatmu hilang kesadaran bahwa dia hanya ingin menikmati tubuhmu. Herannya, kamu jingkrak-jikrak senang, bangga, menceritakan ke-semua orang, "oh ini pacarku" "oh saya didekati banyak orang", "oh saya pusing mau milih sapa".

Saya sadar kau tak tahu pepatah ini, karena percaya dirimu kelewatan dan bisa dikatakan sombong. "orang yang cantik itu tak akan berteriak bahwa di cantik, bahwa dia seksi dll, karena dia sadar bahwa dengan bagaimanapun dia sudah cantik".

Semua manusia tahu, bahwa kamu memang jelek. Tapi mereka tidak tahu atau merasa iba padamu untuk mengatakan bahwa kamu jelek. Saya tidak akan mengatakan ini jika kau tidak menumpuk benci dalam diri ini, jika kau sadar bahwa tebaran pesonamu yang memuakkan itu mengganggu saya dan pekerjaan saya, kemudian saya berkesimpulan bahwa kamu memang pengganggu yang tak ber-etika.

Saya menulis, bukan karena saya Memperhatikanmu, tapi ini luapan benci yang kamu tanam sejak lama di dalam diri ini. Saya piker, lebih baik menuliskan kebencian ini daripada marah-marah. Kau tak tersinggung dan kebencian saya karena ketergangguanmu pun berkurang.

Saya memang berlaku baik di depanmu, walaupun hati ini benci padamu, sangat benci. Tapi ingat saya hanya sekedar "sangat benci", dan saya jamin benci ini tidak akan mengganggumu, seperti kau menggangguku. Kau tetap bebas ber-ekspresi, mau jikrak, mau telanjang, mau tebar lekuk tubuhmu pada orang lain. Terserah, itu hakmu. Mungkin saya akan keluar ketika kamu mulai menebar pesona pada orang-orang, mungkin juga akan saya tutup telinga ini dengan headset mendengarkan Ummi Kultsum, Fairuz, Elissa, daripada mendengar suaramu, suara babi.

Bukan juga saya Syirik padamu, mungkin kau mengira saya Syirik karena kau banyak cowoknya, sedangkan saya tidak punya cewek. "oohhh no" bukan itu, saya sadar bahwa saya "cakep" jadi kapan dan dimanpun bisa dapet (huahaua,,,yang ini kidding aja). Perlu saya tegaskan lagi, saya menuliskan ini karena "Pekerjaan saya Terganggu".

Cukup bagi saya menuliskan bahwa saya membencimu, itu saja.

Kamis, 18 Maret 2010

(9) Talang Siring, Nile dan Corniche

*Kenangan Di pinggir Sungai Nile
Talang siring, sering saya curahkan masalah padanya, apalagi di saat sunset itu, meskipun tak begitu indah seperti pantai kuta atau pantai-pantai indah lainnya, paling tidak pantai ini sering mempengaruhi saya agar bisa memandang hidup secara terbuka, seperti ruang laut itu.

Di lain waktu, sering saya berhayal menghabiskan malam di tepi pantai itu bersama teman-teman, ingin ku ajak mereka. Tapi hayalan itu terhalang oleh suasana pantai yang tidak kondusif (maaf, . Padahal kalau dikondusifkan dan dimanfaatkan, pantai talang siring bisa menjadi indah).

Saya masih ingat,ketika masih kecil, betapa kami (mbak,adik,saya) senang sekali ketika diajak bermain ke talang siring pas hari minggu oleh Almarhum bapak. Perasaan gembira dengan ekspresi meloncat bahagia. "talang siring-talang siring" kami teriakkan berulang-ulang. Karena memang di pantai itulah kami merasa bebas, melihat alam lepas. Ketika itu pantai ini masih memiliki aroma alami.

Tapi, dalam beberapa tahun ini, saya mendengar dan melihat sendiri (karena saya pulang kampong tahun lalu), pantai itu sedikit tercemar oleh hal-hal kurang etis anak muda. Sayapun merasakan demikian, ada yang hilang dari pantai ini, yaitu kealamian dan kenyamanan.

Di sisi lain saya senang, karena ada kabar, lokasi talang siring akan segera direnovasi atau akan ditata ulang oleh pemerintah daerah. Saya harapkan perhatian pemerintah pamekasan tidak hanya "nga'anga' taen ajem" , atau omdo (omong doing). Namun diharapkan bisa mengembalikan citra, ketenangan dan kenyamanan pantai ini.

Talang siring, terletak di jalan montok, kecamatan larangan, kabupaten pamekasan. Kalau kita berjalan ke selatan sedikit, kita akan temukan jejeran pemakaman ummat kristen, dan candi (Budha) yang sangat unik sekali .

Sungai Nile, di sana saya sering merayakan persahabatan. Sungai yang dengan ketenangan airnya bisa membawa kita merasakan bahwa di sinilah peradaban manusia di mulai. Sungguh indah Nile itu , Keangkuhan Polusi siang tak bisa menghapus kejernihan airnya. Kejernihan itu semakin nyata ketika malam, Lampu-lampu modern itu melengkapi moleknya wajah Sungai ini

Irfan (Ust, Jack LC), saya, pak subhan (KH Subahn. LC), mas Agus Romli (KH. Agus Romli LC), berangkat lewat Metro (kereta bawah tanah) menuju nile. Tujuannya waktu itu naik perahu sambil goyang perut. Hari itu pas hari kamis malam jum'at pas sekali dengan hari libur orang mesir.

Tak heran, ketika sampai, orang begitu ramai, pemuda-pemudi bergandengan, suara musik Saad El-Saghir dengan ciri khas lagu rakyat mesir sudah terdengar dari tengah sungai di atas perahu.. Bahkan ada yang merayakan pernikahan di sana, di atas perahu. Melihat itu, kami tak sabar ingin segera naik untuk joget.

Deretan perahu yang parkir, membuat kami bebas memilih yang mana akan kami tumpangi, kami milih yang tengah. Di sana juga banyak pemuda-pemudinya, berharap nantinya suasananya akan asyik, penuh dengan tarian-tarian perut.

Mesin dinyalakan, perahu berjalan dan musik dimulai…seketika beberapa pemuda-pemudi mesir berdiri dengan semangat joget tari perut. Beberapa menit kemudian kamipun maju, diawali oleh pak subhan, irfan, saya dan mas agus. Kehadiran kami menghadirkan sesuatu yang lain buat pemuda-pemudi itu, entah karena joget kita lain (joget ngebor, dan joget gergaji), mereka senang, mereka ketawa melihat joget kami, dan persahabatanpun terjalin.

Sungai Nil, sungai terpanjang di dunia ini, meliputi tujuh Negara, namun karena negara yang paling maju dan kaya dari segi ekonomi dan sejarah adalah mesir diantara tujuh Negara itu, maka identiklah sungai Nile dengan mesir. Konon, kalau sudah sungai nile ini kering, maka itulah tanda kiamat sudah tiba.

Corniche Abu Dhabi, saya melihat kemoderenan di sini, pantai buatan hasil alat-alat canggih. Awalnya, pantai itu adalah lautan lalu ditumpuk dengan pasir dibuat daratan, kemudian sekarang menjadi pantai yang indah sekali dengan background gedung-gedung tinggi megah pencakar langit.

Beda dengan pinggiran Nile yang dipenuhi oleh perahu-perahu tradisional, di sini bertumpuk speed boat. Beda juga dalam hal kebersihan dan perawatan, perawatan di sini sangat intensif sekali, dua puluh empat jam. Rumput-rumput biru tertata rapi, sejajar. Pohon-pohon palem tumbuh dewasa membawa angina yang sejuk. Ini semua akibat dari kemoderenan. Kemoderenan yang terkadang terasa angkuh.

Hanya saja corniche tidak dapat menampilkan sisi sejarah apapun, kering akan sejarah, kecuali bukti nyata dari manusia, bahwa manusia sekarang sudah moderen. Bahwa manusia akan terus berkembang dengan akalnya.

Corniche, kosa kata yang berasal dari perancis yang artinya jalan di sisi tebing atau gunung. Ini bukan hanya terdapat di UAE, tapi juga di mesir, Saudi dan Lebanon

Selasa, 16 Maret 2010

(8) 3 Negara.

Tiap Negara pasti memiliki focus masing-masing dalam satu hal yang nantinya akan menjadi ciri dari setiap Negara itu, sudah banyak buku-buku yang membahas tentang ini, semisal mesir yang selama ini dikenal dengan alfu manaroh, karena banyak menara masjid menjulang dll. Kemudian saya mencoba dari sudut pandang pribadi, yang ditarik dari pengalaman saya selama tinggal di tiga Negara.

Di Negara dimana saya lahir,indonesia, focus public banyak di ranah politik, sehingga apapun itu bisa dijadikan senjata untuk berpolitik. Misalnya, dalam berapa puluh tahun ini yang marak adalah agama sebagai senjata politik untuk merebut kekuasaan.

Bisa kita bayangkan, agama yang murni, tanpa cacat dan tanpa salah pada siapapun bisa begitu gampang dipermainakan di Negara saya ini hanya demi kekuasaan dan ambisius kelompok masing-masing. Apalagi hal-hal non agama, pendidikan, kesehatan dll, ini semua bisa menjadi focus politik para politikus sesaat, janji kampanye-terpilih-lupa janjinya (saking kebanyakan). kalau menurut pendapat saya para politikus-politikus itulah yang banyak menghabiskan uang Negara. Untuk satu kasus saja sudah menghabiskan miliaran.

Kurang lebih sepuluh tahun, energi Negara saya banyak tersedot untuk urusan politik, padahal kalau focus pada urusan ekonomi, bukan mustahil dalam waktu sepuluh tahun itu urusan kesejahteraan rakyat akan membaik. Tapi sayang politikus (dalam hal ini wakil rakyat) itu malah bukan mensejahterakan rakyat tapi sibuk mencari ganti dari uang yang dihabiskan dari pencalonannya dulu.

Negara kedua bagi saya adalah Mesir. Di sini saya mengalami semacam tranformasi kepribadian dan wawasan. Negara yang memberi kebebasan wawasan dan pribadi bagi mahasiswa semacam saya. Kuliah gratis, mau aktif kuliah atau tidak terserah kita, mau pemikiran apapun juga ada tinggal milih buku semaunya, sudah tersedia, mau sholat atau tidak terserah. Mau jadi bajingan atau tidak, terserah. Kembali pada pribadi masing-masing.

Kondisi semacam itu bagi saya bukan sebuah kemunduran atau sebuah ketidak aturan bahkan saya jadika sebuat tantangan, bagaimana kita mengurus pribadi masing-masing di tengah alam alam bebas ini. Dalam kondisi ini saya merasa terntantang dituntut untu menjadi pribadi yang merdeka, berkarakter, tidak bergantung pada siapapun.

Mesir, memiliki focus pada "pembelajaran masyarakat" yang cukup tinggi. Tidak heran kegiatan dan sarana pembelajaran kerap kita temukan, bukan hanya di sekolah, tapi di mesjid-mesjid atau di kafe-kafe akan sering kita temuakan pembelajaran itu. Kalau di mesjid, semisal liqo' (semacam pertemuan, siapa saja bisa masuk, tanpa seragam atau tanpa buku, ustad menerangkan kitab). Kalau di kafe semisal diskusi dll.

Dalam hal fasilitas, pemerintah mesir mengucurkan dana besar-besaran untuk membuat program buku murah melalui (maktabah usroh) nya, misalnya, buku fenomenal "tahrirul mar'ah" karya qosim amin itu bisa kita dapatkan hanya seharga dua pond mesir, kalau kita kruss-kan 4000 rupiah, dan bukan hanya itu, karya-karya penulis barat juga diterjemahkan ke dalam bahasa arab yang kemudian bisa kita beli dengan harga yang cukup murah. saya kira inilah proyek fenomenal pemerintah mesir yang perlu diacungi jempol.

Tidak puas dengan mencetak buku-buku murah, pemerintah mesir melanjutkan dengan jor-jor-an iklan dengan Slogan "al-qiraoah lil jami'" membaca untuk semua. Tokoh utama dalam proyek ini yaitu ibu Negara mesir "suzan Mubarok" yang memanf dikenal dengan kegiatan2 sosialnya.

Urusan politik di mesir sangat tertutup dan memang harus tertutup, apalagi mahasiswa asing seperti saya, jangan coba-coba ngomong politik. Pemerintah memang membungkam kran-kran politik agar tidak terusik kekuasaannya.

Sekarang saya berada di UAE (united arab emirates), Negara yang penuh dengan ambisi ekonomi. Energi Negara ini tercurah pada ekonomi, proyek-proyek raksasa yang fenomenal telah dan sedang dirancang. Bukti nyatanya, burj dubai (dirubah menjadi Burj Khalifah) yang diresmikan bulan kemarin. Gedung yang saat ini sedang memuncaki gedung tertinggi di dunia.

Namun tidak lama lagi, gedung itu akan terkalahkan oleh Nakheel Tower yang masih dalam tahap pembangunan di dubai. Coba ketik di google kemudian anda tulis "gedung tertinggi di dunia" maka akan anda lihat proyek-proyek gedung tinggi dubai akan berada di tiga teratas dari sepuluh gedung tinggi di dunia.

Urusan politik dan pendidikan di sini memang tidak terlalu ramai, karena seolah-olah rakyat sini tidak butuh politik, mereka sudah terlalu nyaman dengan limpahan uang dan kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah. Namun juga ada sisi negatifnya, yaitu minimnya wawasan dan kekreatifan penduduk sini dalam segala sisi, mereka sudah biasa dimanja dengan sistem dan fasilitas yang beigitu nyaman, sehingga lupa akan pembelajaran.

Kalau seandainya, anda dalam posisi pemilih, anda memilih yang mana, milh focus ekonomi,rakyat sejahter tapi kering wawasan dan kekreatifan? Atau anda punya wawasan yang luas, tapi dengan ekonomi dan politik yang kering? Atau anda punya wawasan pembelajaran politik yang meriah, tapi kering ekonomi ?

Senin, 15 Maret 2010

(7 Isu) Tertibnya Lalu Lintas

*Mobil diparkir lebih dari 15 hari, Diangkut ke kantor polisi.

Berita hari ini, di gulf news, Abu dhabi menyiapkan radar yang mereka sebut "sniper", setidaknya 300 penembak jitu mobil pelanggar itu akan ditugaskan pada lokasi yang berbeda-beda.

Alasan pemerintah karena ingin menekan angka kecelakaan dan membuat nyaman para pengendara mobil serta tertibnya lalu lintas. biar pengguna mobil lebih berhati-hati jangan sampai melanggar kecepatan lalu lintas

Lalu lintas adalah tolak ukur dari perberadabannya sebuah masyarakat. Masyarakat yang sering melanggar artinya bukan masyarakat disiplin, sedangkan kedisiplinan adalah cermin dari terbentuknya sebuah peradaban.


Kalau kita mungkin Tanya pada orang-orang sukses, maka mayoritas akan menjawab bahwa kiat mereka dalam menuai sukses, salah satunya adalah kedisiplinan, contoh kecilnya, mengapa Bapak Polisi dan tentara bisa lebih tegap dan lebih kuat daripada kita, jelasnya, karena mereka disiplin latihan badan tiap hari.

Kawasan lalu lintas abu dhabi, selama setahun, dan selama berkali-kali saya merasakan kondisi lalu lintas, dengan tegas saya katakan sangat disiplin, sehingga terlihat sangat tertib dan rapi. Sedikit sekali pelanggar lalu lintas. Padahal di jalan2 polisi tidak terlalu banyak melakukan pemeriksaan, atau berdiri di salah satu ruas jalan dengan mengamati pelanggar.

Tidak, malah kalau saya nilai, jarang sekali polisi mengamati pelanggar atau dengan menilang mobil di tengah jalan, yang kemudian menarik perhatian pengemudi yang lain, dan justru menggangu lalu litas, karena macet. Mungkin kalau salah parkir sering, polisi menyamperi, tapi kalau ketika berjalan lantas dicegat sangat jarang sekali.

Ketika saya bertanya kepada senior di sini, dia bilang " wah ente gak tahu nu" kaget saya, apa yang tidak tahu bang "di sini ini udah canggih, gak musim lagi polisi berdiri di pinggir jalan, sekarang sudah ada polisi lebih canggih lagi, dan dijamin tepat sasaran" wah masak iya bang, timpalku. Ketika itu kami memang perjalanan ke dubai.

"itu, itu liat itu," tunjuknya sambil mengarah pada sesuatu yang berada di trotoar pemisah dua jalan. Saya melihat barang itu tertutup, saya mengira itu barang PLN sini atau Kotak punya "Telkom Abu Dhabi". "itu dia coy, radar",

Saya kaget, saya menoleh lagi, memastikan bahwa itu memang radar, ada lampu sinar dari kotak itu, "wah iya tuh, ada cahayanya bang", "hmm…berarti diantara mobil ini ada yang melanggar tuh" jawab seniorku itu. Wah, canggih bener ya, dan strategis sekali pemasangannya, orang yang tidak hati-hati akan terkoceh, karena memang letaknya yang tersembunyi.

Tiba-tiba saya teringat sesuatu, kira2 lima bulan lalu, saya disuruh mengantar karyawan kantor, dipulangkan, si Allan, yang juga sahabat saya dari philipine. Ketika itu saya menaiki taksi, sopirnya orang Pakistan-daerah pattani. Hamper sampe bandara, dia ngebut, tiba-tiba dia kaget ketika ada sinar seperti petir, saya Tanya "kenapa kaget?" "tampangnya yang berewok keliatan pucat, sambil berkata "bukroh yaji gharomah" artinya, besok saya kena sanksi "loh?" iyah, barusan kena radar.

Sepulangnya dari bandara, saya dan sopir tadi pelan-pelan sekali, kembali saya menoleh mungkin di sini ada bacaan, wah ternyata itu dia tulisannya, "reduce the speed road Monitored by radar". Saya sambil menunjuk dan menerjemahkan ke sopir apa yang di papan itu, saya juga bertanya apa memang dia tidak tahu itu?. Dan setelah diusut ternyata dia sopir baru, baru dua bulan, dan hanya dua kali dia kesini. Hoho…that is your problem brother mengapa gak hati2.

Melihat sistem radar seperti ini, saya rasa sangat efektif sekali, terutama di tempat-tempat rawan dan jalan-jalan panjang. Pernah suatu kali, saya diajak senior yang lain untuk pergi jalan-jalan malam, jam tangan sudah pukul 02.00 pagi, tapi lampu lalu lintas masih aktif, padahal ini pinggiran kotanya, dan para pengguna jalan masih mematuhi warna-warni di lampu itu.

Saya kemudian membayangkan jika sistem ini diterapkan di mesir, mungkin radarnya akan kewalahan, bahkan pusing saking banyaknya pelanggaran. Kaca spion mobil tinggal satu, kaca pinggir mobil rusak hanya kaca depan yang tersisa, belum lagi ngebutnya, karena memang kota ini konon sengaja dibiarin biar keliatan kuno, di ibu kota mesir, kairo, lampu lalu lintas aja gak ada, jadi polisi wajib militer aja yang mengatur,walaupun aba-abanya sering salah…hehehe…tapi bagaimanapun kairo memang unik.

Saya kemudian juga membayangkan bagaimana kalau di Indonesia diterapkan seperti itu, paling tidak ditempat-tempat rawan perampok, atau ditempat yang tidak mudah dijangkau. Setidak ini untuk pendisiplinan masyarakat kita untuk patuh peraturan kapan dan dimanapun. Karena dengan begini, lalu lintas akan tertib, dan tingkat kecelakaan akan semakin berkurang. Negara baik adalah Negara yang menghargai hidup dan kehidupan warganya.

Kamis, 11 Maret 2010

(Isu 6) Malam Jum'at

Malam jum'at di Negara-negara Arab layaknya malam minggu di Indonesia, senyum bahagia bisa istirahat setelah bekerja selama seminggu hadir menghiasi wajah. Begitu bahagianya menyambut akhir pekan.

Muda-mudi seperti biasanya, berjalan ke tepi pantai, pergi ke taman Cornice sambil bergandeng tangan, tertawa mesra di atas kursi taman, menandakan bahwa ada rindu tiap pekan, di mana aku dan kamu bisa pergi bersama dan berbagi cerita.

Sebagian juga ada yang ke diskotik, merayakan dengan sorak-sorai kegaduhan musik dan lampu disco. Berjoget mengikuti dentakan lagu keras. Minum alcohol, sambil bersulang chress…kemudia berucap I love honey.

Uniknya, tiap Negara ada diskotik masing-masing, tapi siapapun bebas bisa masuk ke tempat-tempat itu, hanya nama dan mayoritas pendatang di sana memang dari Negara asli. Sejauh yang saya tahu, negara-negara yang punya diskotik, Philipine, Bangladesh, Nepal, India, Ethiopia, Eropa.

Untuk orang Indonesia, mereka kebanyakan melewatkan akhir pekan di Dua restoran Indonesia yang terletak di jantung kota Abu Dhabi. Rasa kangen pada makanan melebihi segalanya bagi orang Indonesia. Di dua restoran itu kita memang dimanja dengan menu-menu yang nikmat sekali, dan bisa dipastikan semua jenis makanan Indonesia tersedia disana.

Rasa kangen keluarga, teman dan lingkungan bisa terobati dengan hidangan ala Indonesia, setidaknya bagi saya pribadi. Dua restoran itu adalah : Bandung Restoran, dan Sari Rasa Restoran. bagi anda yang mempunyai kerabat yang tinggal di Abu Dhabi, mereka pasti akan akrab sekali dengan nama restoran tadi.

Malam jum'at di Abu Dhabi lain halnya dengan malam jum'at di Indonesia, di kampong saya, setiap malam jum'at malah dianggap kramat, apalagi malam jum'at kliwon. bahkan Konon di malam inilah sering ada hantu. Tapi alhamdulillah Mitos Kramatnya malam jumat sudah menipis.

Namun di sisi lain Saya Bangga, karena Di setiap malam jum'at ini, warga kampong desa saya selalu membaca yasin bersama-sama, berkelompok, mereka menamakan dengan "kolom jum'atan", sesuatu yang patut disyukuri dan saya kira perlu dilestarikan keberlangsungannya.

Awalnya saya membenci aktifitas ini, karena ini dianggap bid'ah. Tapi setelah saya mondok ditambah lagi pemahaman toleransi mazhab yang diajarkan Al-Azhar, saya kemudian bisa mengambil faedah dari acara-acara keagamaan seperti ini, salah satunya, tumbuh suburnya ruh keagamaan dalam diri warga, sehingga bisa menambah keimanan. Saya membayangkan kalau tidak ada kegiatan seperti ini, maka kegiatan keagamaan akan kering keronta, tak bernyawa.

Malam jum'at, di sini adalah malam bahagia, malam kasih sayang bagi mereka yang mempunyai pasangan. Tapi "apa artinya malam minggu, bagi orang yang tidak mampu, mau ke pesta tak tak mampu (rhoma irama)", tidak mampu di sini saya artikan bukan hanya tidak punya duit, tapi juga tidak punya pasangan.

Malam jum'at di mana saya hanya bisa memegang bantal guling…..hehehehe

Rabu, 10 Maret 2010

(5) Polisi UAE, Profesional dan Berwibawa

* Foto Kepala Kepolisian dubai (Dahi Khalfan Tamin) saat menerangkan masalah pembunuhan pimpinan hamas. diunduh dari gulf news

Citra polisi di sini masih bersih, oleh karenanya mereka disegani oleh masyarakat, dank arena disegani itulah mereka berwibawa. Bersih dalam artian bebas dari bentuk KKN, salah ya salah tidak ada cara damai dengan menempelkan uang ke tangan polisi, benar ya benar, seolah-olah penegakan hokum adalah harga mati bagi mereka.

Menurut saya, kewibawaan polisi itu tercermin dari patuhnya masyarakat terhadap peraturan sesuai peraturan negara. Kalau saya boleh menilai, di antara tiga Negara yang pernah saya singgahi, Negara inilah yang paling teratur dan tertib, baik dari segi ketertiban lingkungan ataupun ketertiban Negara.

Ratusan orang dari berbagai Negara bermukim di UAE. Mayoritas dari mereka adalah pekerja dan pelaku bisnis yang mencari penghidupan di sini. Tak jarang terjadi benturan kepentingan antar mereka dengan berbagai kasus criminal. Tentu ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi polisi UAE untuk menunjukkan bahwa mereka adalah polisi professional sekaligus berwibawa.

Hal itu saya kira sudah terjawab oleh polisi UAE itu sendiri, terbukti mereka bukan hanya berwibawa tapi mereka juga membubuhkan prestasi. contohnya bisa kita lihat pada korps polisi dubai yang akhir-akhir ini membuat geger masyarakat international.

Setidaknya gulf news mencatat, bahwa ada tiga prestasi bertaraf international yang patut dicatat, pertama pengunkapan perampokan yang dilakukan oleh gang yang bernama "Pink Panther di tahun 2007 yang di dukung langsung oleh syeikh ali maktum, Wakil presiden UAE sekaligus pemimpin dubai.

Prestasi kedua, pengungkapan pembunuhan artis cantik Lebanon Suzanne Tamem yang otak pelakunya adalah milliuner mesir "Hisyam Talaat". Pembunuhan itu dilakukan terungkap setelah aparat kepolisian dubai melakukan penyisiran TKP dan melalui barang-barang bukti yang ada, maka polisi dubai pada tanggal 10/08/2008 mengumunkan telah menangkap pelaku pembunuhan itu, kawasan elite dubai Palm Jumairah adalah tempat terjadi pembunuhan

Prestasi ketiga, adalah pembunuhan petinggi Hamas Mahmoud Al-mabhouh, yang ditemukan tewas pada tanggal 19 january di salah satu hotel dekat bandara dubai (Al-Bustan Hotel). Tidak lebih dari 24 jam polisi dubai dapat mengungkap siapa yang berada di balik pembunuhan tadi, yaitu agen Mossad Israel.

Dari sini saya dapat mengambil kesimpulan, asas pertama bagi aparat keamanan baik polisi ataupu militer adalah kesejahteraan mereka. Maka jangan pernah berharap aparat keamanan itu akan berwibawa di mata masyarakat dan professional dalam memecahkan kasus kalau tidak didukung oleh kesejahteraan dari pemerintah.

Tanpa kesejahteraan mereka akan berpikir kemana-mana, apalagi lolosanya seorang ke korps (polisi atau Militer) itu melalui makelar yang mengharuskan membayar mahal, maka ketika mereka sudah menjadi polisi mereka akan mencari ganti dari uang yang mereka keluarkan dengan berbagai cara, ya KKN itu, kalau tidak memeras penduduk, menjadi backing bagi penjahat, dll.

Maka, gaji adalah unsur penting dari terbentuknya aparat yang professional dan berwibawa. Polisi UAE memiliki itu, dengan kata lain, berbeakal gaji besar mereka merasa cukup untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik tanpa takut imingan uang dari pihak lain.

Selasa, 09 Maret 2010

(Isu 4) SuSahnya mencari parkiran

Beberapa hari yang lalu, tetangga kantor mengeluh dengan semakin susahnya dia mencari tempat parker, "dulu" katanya ketika di mulai cerita "setahun lalu tidak seperti ini, saya datang dari kantor mobil langsung plong nemu tempat parker di depan apartemen, eh sekarang, harus muter-muter dulu, bahkan pernah saya memarkir mobil di sana tuh" sambil menunjuk tempat di dekat Emirates restorant yang kira2 berjarak 50 meter.

Bukan hanya sekarang saya menemukan keluhan semacam itu, hal itu sudah saya dengar sejak peristiwa jatuhnya perekonomian dubai itu. Alasannya, karena banyaknya mobil-mobil dubai yang pindah ke Abu Dhabi, ketika usaha di dubai tidak lagi kondusif maka mereka pergi ke abu dhabi.

Dengar kabar, malah bukan hanya parkiran yang dikeluhkan di abu dhabi sekarang, mereka juga merasakan traffic jump yang begitu panjang, sehingga mereka berlomb-lomba untuk berangkat paling pagi, biar tidak terjebak macet.

Krisis dubai memang sedikit membawa dampak pada tempat parker di abu dhabi, malah aparat polisi abu dhabi sekarang memberlakukan "bayar parkir" di sebagian tempat, hal yang dulu-dulunya belum pernah diterapkan di abu dhabi, dan hanya ada di dubai. Tapi, mungkin karena melihat suasana parkiran mobil yang semakin sulit dan tidak kondusif, cenderung sembarangan, maka mereka merberlakukan peraturan bayar parkir dengan waktu-waktu tertentu. 1 dirham parkir hanya di kasih 2 jam. Lebih dari dua jam maka akan ada tanda "anda telah ditilang" "mukholaf" .

Nah, kalau sudah seperti itu, anda kena denda dan pelanggaran parkir mobil akan tertera di draft rilist kendaraan anda di kepolisian. Enaknya, peraturan dan pelanggaran di Negara sini bisa kita chek lewat internet dan bisa kira bayar lewa bank. Jadi tak perlu repot-repot kesana sini, tinggal bayar lewat bank, pakei hp atau laptop anda sudah cukup, hal seperti inilah yang saya dambakan di Indonesia, dengan fasilitas serba canggih tapi aman, jadi bisa menghemat waktu dan tenaga, bisa nggak ya?

Cara membayar parkir di sini, juga tidak repot-repot amat, tinggal masukkan koin dirham ke dalam kotak machine, setelah itu keluar kertas yang menandakan anda sudah bayar parkir, kemudian tempelin di bagian depan dalam kaca mobil, sekiranya, ketika ada pemeriksaan maka polisi akan melihat kertas itu. Praktiskan?

Meskipun tanpa tukang parkir, anda jangan khawatir akan kehilangan sesuatu di mobil anda, dijamin aman. entah kenapa tangan-tangan disini jarang sekali yang jahil. Lagi-lagi jawabannya kembali lagi pada factor ekonomi, mungkin karena ekonomi di sini kuat, semua serba kecukupan, semua pada bekerja, maka keisengan dan kejahilan tidak terfikir apalagi melakukannya.

Saya berada di musaffah, suatu daerah yang memakan waktu setengah jam-an dari abu dhabi, bisa dibayangkan, di daerah sini aja, sudah banyak yang mengeuhkan tentang parkiran, apalagi di kotanya. Tapi kalau saya melihat beberapa bangunan besar baru di abu dhabi, ada hal solutif yang bisa dicontoh pembanunan di kemudian hari, yaitu pembangunan kantor atau mall disertai juga dengan pembangunan gedung parkir, jadi bisa mempermudah pemarkiran.

Saya sangat setuju dengan pembangunan semacam ini, jadi bisa lebih mempermudah dan memperbanyak tempat parkir.

Kamis, 04 Maret 2010

Isu (3) Perempuan Dalam Dunia Bisnis

Terus terang, mengenai teori bisnis saya tidak mengerti apapun, baik bagaimana menjadikan bisnis laris di pasaran, atau bagaiman membuat bisnis berkembang menjadi besar, dll.

Namun sudah berapa hari ini saya terusik dengan obrolan-obrolan di kantor atau di tetangga-tetangga kantor tentang " perempuan bisa melariskan dagangan", " perempuan bisa menarik peminat pembeli", "perempuan bisa mencairkan suasana", dan banyak lagi obrolan yang menyimpulkan tentang peran perempuan dalam dunia bisnis, terutama fokusnya pada perempuan philipine.

Dalam suatu obrolan saya pernah menanyakan alasan, mengapa seperti itu? Sesorang kemudian menjawab "Karena memang tabiat lelaki suka sama perempuan" dia menyambung " dan memang semua orang senang pada kelembutan dan kelembutan itu ada di dalam diri perempuan". Wah bisa juga jawaban orang itu, saya berkata dalam hati

Semenjak saya menginjakkan kaki di kantor typing ini, mungkin karena saya dikira orang philipine, hamper tiap melayani costumer pelaku bisnis, saya selalu ditanya kira-kira begini : "apakah kamu punya kerabat atau teman perempuan yang mau bekerja di sini? " kemudian mereka terkadang meneruskan "yang agak freshlah" lalu sambil tersenyum (kata-kata fresh disni, maksudnya yang agak cantik gitu), saya menyikapi terkadang dengan membalas senyum mereka, meskipun terkadang hati ini merasa jengkel, karena saya bukan dari philiphine saya indonesia (Baca : Wajah Flexibel). (hiks)

Jamak diketahui, di abu dhabi, perempuan philipine mayoritas bekerja di kantor, toko, mall, rumah sakit, serta di pelayanan-pelayanan public lainnya. Kalau menurut obrolan yang selama ini saya dengar, selain karena pinter berbahasa inggris (oral), mereka juga mempunyai keistimewaan lain, yaitu kulit yang kuning langsat, bersih, body seksi, serta diasumsikan memiliki kebebasan dalam pergaulan.

Mungkin kalau kita melihat kenyataan, pendapat mereka tentang pentingnya peran perempuan dalam bisnis bisa diterima dan ada benarnya, cobalah anda lihat di kantor, toko, apalagi mall di sekeliling anda, maka anda akan saksikan kebenaran pendapat itu.

Di kantor saya sendiri, ada satu orang cewek dari philipine, entah dengan maksud apa bos memasukkan cewek di sini, padahal kalau dilihat dari kualitasnya, ,maaf saja, cewek itu tidak qualified dalam bidang typing ini.

Tapi setelah satu tahun tiga bulan bekerja dalam pekerjaan dan kantor yang berbeda, namun dua-duanya terdapat perempua, saya merasakan memang anda nuansa lain, terasa gimana gitu..hmm…gini, pernah suatu ada pelanggan marah, karena kita mengerjakan pesanannya tidak tepat waktu, ketika pegawai perempuan itu datang, maka cairlah suasana, yang tadinya si bapak itu marah-marah berubah menjadi senyum….(oke, saya kasih kalian waktu lagi) katanya bapak itu……hore….

Kesimpulan saya, Jaman sekarang perempuan dalam bisnis, menjadi demikian penting..…penting sekali…..