Sabtu, 02 Oktober 2010

Seandainya


Andai-andai pertama adalah Syeikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum menjadi Presiden dari negeri ini, atau paling tidak menjadi gubernur Madura, kalau seandainya Madura menjadi provensi. Tidak terbayang moderenitas yang akan beliau bangun, mungkin akan menjadi megah melebihi dubai atau Negara-negara arab teluk sekarang.
Bukti nyata dari visi beliau adalah Dubai (http://en.wikipedia.org/wiki/Dubai). Dubai yang beberapa puluh tahun silam masih berupa hamparan pasir, sekarng sudah menjadi kilauan dunia modern arab. Bangunan-bangunan ataupun pariwisata yang mereka bangun menjadi santapan para bintang Hollywood. Tidak berlebihan kan kalau saya berandai demikian, apalagi Indonesia bukan hamparan pasir, Indonesia adalah lautan bumi indah yang segalanya menjadi potensi kemoderenan.
Sumber Daya Alam tidaklah sekaya Indonesia, Dubai yang beliau pimpin bukan kaya dari minyak dibanding Negara-negara arab lainnya. Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, Indonesia bukan hanya kaya minyak tapi kaya akan segalanya, ada gas,mas, kekayaan maritim dll. Huh..entah akan disulap seperti apa jika Indonesia berada di tangan beliau. Pasti akan dahsyat.
Pariwisata adalah andalan dubai untuk saat ini. Tak heran, jika salah satu televise china mewancarai beliau dan bertanya “mengapa anda selalu memungkinkan hal-hal yang tidak mungkin?.” Pertanyaan itu mungkin berdasar atas objek pariwisata yang memang bukan aslinya, semuanya hasil karya alat-alat berat modern, sehingga bisa mengubah padang pasir menjadi seperti Palm Jumairah (Apartemen di tengah-tengah lautan), burj dubai dll.
Bayangkan kalau pemikiran-pemikiran macam itu diletakkan di Indonesia, Indonesia yang memiliki ratusan objek pariwisata, Indonesia yang beraneka macam budaya, akan menjadi apakah Indonesia? Yang pasti, Indonesia akan menjadi Negara majikan yang akan mempekerjakan orang dan bukan Negara pembantu atau kuli yang hanya akan disiksa dan diperkosa.
Sosok syeikh Maktoum sangat familiar (http://www.sheikhmohammed.co.ae), bagi saya beliau merupakan wujud nyata dari “Manusia Modern Yang tak lupa kulitnya”. Apalagi setelah membaca buku beliau, hal itu menambah apresiasi  saya atas beliau. Beliau bisa gaul, dan juga bisa tegas. Makan bersama rakyat dengan tradisi arab merupakan hal yang biasa buat beliau, beliau juga seorang “Penggila sekaligus Olahragawan Balap Kuda,” konon beliau memiliki beberapa area pacuan kuda di luar dubai.
Visi beliau sangat terlihat sekali dari beberapa wawancara dengan beberapa stasion televisi: I want to be number one, not only in this area but in the world. Bahkan oleh salah satu pengamat beliau di sebut orang “ambition without limit”. Sepertinya di dalam pikiran beliau tidak ada sisi negative di dunia ini, seperti kemustahilan, semuanya serba mungkin, semuanya serba bisa kita lakukan, asalkan dengan usaha dan kerja keras. 

1 komentar:

thoy2 mengatakan...

Seandainya saja...
Tp lbih baik tidak berandai-andai...