Empat tahun saya merayakan fenomena tahun baru lepas dari hikuk pikuk terompet dan kemewahan-kemewahan tahun baru lainnya. Terakhir kali saya merayakan dengan seorang teman pondok, ahmadi, ketika itu saya menjadi ustad, kabur malam-malam ke pamekasan dan ikut merayakannya dengan terompet dan konvoi.
Empat tahun di kairo sebagai pelajar, maka saya merayakannya dengan hanya merenung dan berkomitmen untuk lebih baik di tahun selanjutnya. Sekarang jalan hidup berbelok , saya di abu dabi sebagai pegawai kantor di cv kecil di kota ini, jadi perayaan tahun baru tentu berbeda.saya pergi ke cornice dengan seorang kawan saya dari kairo dan seorang lagi dari philipine, dan saya merayakannya dengan menyantap nikmat ayam KFC.
Perayaan memang boleh berbeda, tapi mengenai perasaan saya merasakan sama saja. Semalam ketika jam dua belas tiba, oh saya terangkan dulu yang ini, cornice adalah pantai yang ditata rapi dengan latar belakang gedung-gedung modern abu dabi, pantai itu menjadi indah baik malam atau siang, tempat ini mempunyai cukup luas trotoar sehingga setiap orang bisa melakukan apa saja di sana, baik pacaran atau membaca buku sambil menjemur badan, biasanya kalau pagi atau sore akan dipenuhi oleh orang-orang berohlaga, sungguh tempat ini sangat indah sekali.disana juga terdapat taman indah.
Nah di taman pantai cornice itulah pas jam dua belas, saya kemudian mengancungkan kedua tangan saya ke atas, berteriak sedikit , berusaha menanamkan komitmen lagi, bahwa tahun ini harus lebih baik, saya harus meningkatkan yang sudah baik, saya harus memperbaiki yang belum baik, dan saya harus merevolusi yang buruk ke jalan yang baik.
Tidak lupa saya juga bersukur kepada tuhan telah memberkatiku, memberiku banyak berkah, memberiku banyak pengalaman hidup, Indonesia- kairo-emirates semoga yang pernah saya alami di tiga Negara ini menjadikan saya lebih matang dalam mengatasi permasalahan hidup.
Saya juga, menyadari bahwa tahun ini tentu tidak akan lepas dari masalah, masalah akan dating, masalah terus menimpaku menimpa orang-orang tercintaku, tapi bagaimanapun saya harus tetap mencintai hidup ini, meskipun sesekali harus melawannya dengan keras.
Pada taman cornice itu, saya berangan akan menjadi seperti keluarga india itu, mereka membawa mobil ke taman bersama seluruh keluarganya, berkumpul, berteriak berasam, meniup terompet bersama ketika jam dua belas, setelah itu bersalam-salaman, mengucapkan happy new year, may you will be succes bergantian,betapa menyenangkan hal itu.
Di taman cornice juga saya tidak ingin menjadi wanita itu, wanita yang nangis mengemis-mengemis meminta kasih orang lain, iya dia diputus atau ditinggal pacarnya.sungguh kasihan wanita itu, sungguh, tanggapku kepada teman philipine.
Tapi teman philipine yang setiap mau ke diskotik mengajak saya itu malah tidak setuju, dia malah bilang, really stupid this girl, too much other man, why he doesn’t loking for secondly, the world is wide, crazy. Katanya menutup tanggapanny padaku.
Kami betiga menjadi tersenyum, bahkan om aris teman Indonesia sama-sama jurusan kairo ini menambahkan dengan bahasa ingrris yang fasih, iyah tuh, kan banyak cowok, ada ibnu, ada alan, aris,mengapa dia masih mengemis-ngemis seperti itu, bodoh.
Kami jadi tertawa, betul,kata saya, tidaklah saya perlu kasihan pada orang-orang itu, orang pengemis hidup, orang tak punya akal, orang yang mengemis cinta kepada manusia, orang yang tidak mau berusaha memakai otaknya,tapi bagaimanapun saya menilainya, tetap saja wanita yang saya kira dari philipine itu duduk di balik dinding taman yang asri dengan air mancur buatan sambil menangis mengemis cinta. Dan saya tidak mau jadi seperti dia.
Di taman itu pula, seandainya saya tidak bisa bersama dengan keluarga, saya berangan mau tinggal di hotel itu, hotel bintang lima yang dipenuhi dengan bir-bir, yang dipenuhi dengan wanita-wanita kelas atas, terutama Lebanon, karena saya sendiri mempunyai kenanangan physologi indah dari wanita Lebanon di sini.Hotel yang dipenuhi dengan fasilitas-fasilitas terbaik,biarlah sesekali saya menjadi miliyunier tapi bukan dengan cara si Bernard itu, menipu banyak orang.
Saya ingin memiliki kekayaan hanya dengan usaha saya sendiri,hanya dengan karakter hidup saya yang begitu mencintai hidup,jadi biasalah kalau kehidupan juga mencintai saya dengan memberi saya banyak keberuntungan. Dan terakhir, karena saya masih mencintai Allah,bahkan lebih mencintai daripada sebelumnya.
Tapi, anganan saya ini tidaklah untuk 2009 seperti halnya yang terhias lewat lampu yang menghiasi hotel itu, anganan saya untuk masa selanjutnya, unuk tahun-tahun berikutnya, apalagi bisa membantu saudara2ku di palestina.
Di taman ini saya tidak mau berangan menjadi orang-orang pakistan atau banggali yang hanya mengitari hidup di situ-situ saja, seperti yang saya lihat sekarang, mereka hanya berjalan mengitari taman ini, tanpa ada tujuan. tidak ada visi, tidak komitmen, tidak ada gairah, mereka hanya pasrah pada hidup mereka sekarang, tukang sampah tetap tukang sampah.
Kalau saya, saya ingin merubah keadaan, saya ingin mempunyai visi lebih tajam, sikap pantang menyerah,dan apapun hasilnya, karena kebetulan saya adalah muslim yang berakal, tentu saya akan mengatakan “ masalah hasil tergantung pada usaha kita, kalau kita sudah berusaha 99 kali tapi tetap negative, baru kita bisa mengatakan bahwa itulah takdir, kalau masih usaha kita satu kali atau dua kali namun negative, janganlah anda mengatakan bahwa inlah takdir, karena berarti menghina tuhan, dan itulah tanda-tanda orang kalah ”
Frey chiken yang kami take away dari KFC semakin menipis yang kemudian habis, saya rasa demikian juga hidup yang penuh dengan detik, menit,jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, akan semakin menipis yang kemudian akan usai juga. Pandai-pandailah dalam berhidup ibnu, jangan tundukkan kepalamu sedikitpun, semua masalah akan usai juga! Saya berucap pada diri sendiri.
Jam dua belas setengah, makanan itu habis, dan itu semua hanya angan-angan entah konyol atau tidak. Kami berjalan ke halte, rencananya mau menunggu bus gratis tapi berhubung tahun baru, bus itu out of service duluan,alternative kedua dan memang ini satu-satunya alat transportasi selain bus gratis itu yaitu taksi.
Tidak butuh waktu lama kami menyetop taksi, kami langsung mendapatkan taksi dengan merek mobil bmw dan sopir hindu dari Nepal yang bercerita tentang kawin kontraknya. betul2 melegakan dan mengasikkan karena tidak perlu lama2 duduk di halte dan bisa langsung pulang sambil mendengarkan kama sutranya orang nepal.hehehee
Selamat tahun baru 2009-1430
Tidak ada komentar:
Posting Komentar