Selasa, 20 Januari 2009

Taza

Sebuah tempat makan modern semisal KFC, menu makanannyapun serupa, meskipun ada sedikit yang berbeda. Sudah empat kali saya kesini, dan dua kali ke KFC. Kenikmatan memang berbeda, terutama kegurihan ayamnya, di sini betul-betul gurih. Dan itu juga yang menjadi alas an pertama saya dan teman2 memilih untuk makan malam di sini.

Alas an kedua adalah, taza memiliki price yang lebih murah ketimbang KFC, kalau seandainya kita bisa menyantap makanan yang lebih enak dan lebih murah dengan jenis yang sama, maka kita akan lebih memilih yang murah tapi berkualitas. Wah kalau bicara murah, saya teringat ketika mahasiswa dulu, di mesir. Ketika itu apapun yang kita beli haruslah yang paling murah, meskipun kualitas tidak sama, tapi yang penting jenisnya menyerupai.

Ghofar, teman saya, nama yang tidak begitu asing dalam bidang shoping, apalagi kalau belanja dan terlibat tawar menawar, pasti ghofarlah yang akan menang. Tempat favorit shoping dia juga ternama, yaitu pasar tradisional atabah, pasar yang memiliki nilai historis bagi rakyat mesir, karena konon dari tempat inilah tradisi kafe di mesir bermula.

Tapi sebetulnya bukan hanya ghofar yang memiliki kelihaian dalam tawan menawar atau membeli bahan yang serba murah, bisa dibilang semua kalangan mahasiswa di mesir hamper rata, bahkan konon mahasiswa di mesir dijuluki mahasiswa “kullu hagah biginih”. Tapi memang ahli menawar yang paling lihai yang pernah saya lihat adalah ghofar. Mungkin kalau dia ada di sini bersamaku tadi malam ketika di taza, maka harga yang sudah dipatok di dinding itu akan ditawar juga sama dia. Hehehehe

Taza, memang tidak semashur KFC, si jago ayam goring yang terkenal dan berada di mana-mana itu. Tapi saya tidaklahmemakan mereknya tapi memakan ayamnya, mana yan g lebih enak itulah pilihan saya. Lagi pula kemashuran itu sering menipu dan itulah saya kira yang dibuat prinsip bagi china untuk membuat produk-produk imitasi dengan merek sama. Coba seandainya dia membuat merek baru pasti tidak akan laku.

Alhamdulillah di sini, produk china tidaklah sebanyak di dua Negara yang pernah saya singgahi sebelumnya, yaitu Indonesia dan mesir. Di sini produk china cenderung dimarginalkan, sehingga tidak terlalu terjual bagi masyarakat sini. Setahu saya kalau anda membawa barang ke abu dhabi dengan produk china dan dijual di sni maka barang itu tidak laku atau turun harga 70 persen. Untuk Sementara ini saya kagum pada masyarakat sini, karena mereka tidak mementingkan kemurahan tapi lebih kepada mutu, tapi seandainya kalau ada produk yang lebih murah tapi dengan jenis dan kualitas yang sama, pasti kita akan membeli itu seperti taza dan KFC ini.

Selain itu, salah satu alas an saya mengapa tidak makan KFC adalah sebagai seorang muslim yang cinta saudaranya di gaza, maka saya turut berduka cita dan mengambil langkah kongkrit yaitu tidak memakan produk amerika itu. Meskipun kita berdua (saya dan om aris) dan teman satunya Kristen, tapi teman saya setuju dan sepakat bahwa kita ikut berduka dan reaksinya adalah memboikot makanan amerika Negara penyokong Israel itu, paling tidak untuk kita bertiga.

Taza adalah kedai modern yang memiliki pengunjung dari berbagai jenis, baik orang bermobil atau penumpang taksi seperti kita bertiga ini, baik dari bangsa asia, sampai eropa, apalagi dari arab sendiri selalu bertaburan. Enaknya tempat ini adalah kenyamanan kita, tidak terlalu resmi dan tidak terlalu serampangan, biasa-biasa aja, jadi kita bisa nyaman berekspresi dalam makan.

Untuk saya dan aris, karena berasal dari tradisi mahasiswa yang sama yaitu pernah tinggal di buust (asrama mahasiswa asing Al-Azhar) yang sedikit liar dalam menyantap makanan, tentu tempat ini sangat nyaman. Kadang saya dan om aris balapan dalam menyantap makanan hamper tidak bernafas sama sekali, tapi itu toh tidak mengganggu orang lain dan orang lain tidak pernah menertawakan atau menegur kita. Saya bisa menyimpulkan bahwa dalam tempat ini, berlaku prinsip urusan kamu ya urusan kamu, urusan saya ya urusan saya.

Di KFC sendiri saya mempunyai pengalaman tidak mengenakkan ketika di kairo. Nadhief teman saya satu ini suatu hari begitu baik mengajakku untuk makan di KFC ,tapi yang saya rasakan ketika itu bukanlah hakekat makan, tapi hakekat gaya, keren, dll karena makan di KFC, itu yang saya dapatkan. Apalagi ketika itu orang-orang begitu berisik memelototin kita berdua, jadi saya dan nadhief terpaksa merubah gaya makan, dari liar menjadi lunak. Sungguh hakekat makan tidak saya rasakan di sana,selain itu nadhief ketika itu hanya membelikanku porsi kecil bukan porsi jumbo, ditambah ketika itu dia pura-pura lupa tidak membawa uang, waduh,jadinya saya juga yang bayar.hehehehe

Taza, terletak pas di jantung tengah kota abu dhabi. Jadi lalu lalang mobil bisa kita lihat dari jendela. Setiap saya makan pasti saya akan memilih tempat paling pojok dan paling pinggir, karena dari sana saya bisa melihat tanda-tanda kebesaran Allah, berbagai jenis mobil berlalu lalang, dari mobil yang tidak pernah saya lihat di dua Negara sebelum ini, seperti ferrarii dan berbagai jenis mobil modern lainnya. Berbagai jenis manusia dan berbagai jenis profesinya juga saya temukan dari jendela itu, apalagi perempuan liar, mata ini betul-betul jeli, serasa sudah terlatih, hehehehehe

Taza, Insyaallah kamis malam depan saya akan kembali...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

haloo bos sudah pernah ke mall terbesar di dubai? Konon mall itu salahsatu mall terbesar di dunia,kalau sudah cerita dunk..! itu yang dua bulan lalu diresmikan oleh kepala2 negara dunia tuh

baladajalanan mengatakan...

Nu..Ghafar lagee di rmh kau omongin jg, payah huhahahha
btw dengar2 liburan musim panas mo ke Cai sgeraaaaaaaa