Pertama calling visa, iya, aku datang pertama kali ke Abu Dhabi dengan calling visa dari sebuah Company kecil ; Ideal Vision. Company tersebut bergerak di bidang real-estate property, namun bukan seperti real-estate dengan bangunan-bangunan baru yang mewah semisal Burj Dubai, tapi ini adalah bangunan tua, yang insyaallah aku perkirakan akan runtuh 5 tahun lagi, atau kalau memang memaksa untuk tetap di-rent-kan yang otomatis akan dihuni oleh pe-rent. Maka 3 tahun lagi akan roboh dengan sendirinya.
Nah aku di sana sebagai bagian administrasinya, kalau ada yang menyewa dari dua building kepunyaan Ahmad Khaili (Empunya building, bosku), maka akulah yang mengguide mereka, memperlihatkan Flat-Flat yang kosong, hatta sampai harga Flat itu berapa.
"I Take it" kalau sudah keluar kata-kata itu, barulah aku akan minta persetujuan bos, Flat itu akan diambil bos. Enam bulan aku di sana, tapi karena alasan ini dan itu (sorry aku gak bisa menyebutkan), maka akupun resign, dan sampailah di Indonesia tanggal 7 agustus 2009. dengan Singapore airlines Alhmadulillah bisa langsung landing di Surabaya, Juanda. Ibu, mbak, kakak ipar, ponakanku, menyambutku dengan pelukan hangat.
"Iam Coming Indonesia"
Dua bulan di Indonesia, mengaji, mengajar, orator (khusus bulan puasa atau pas jumatan). Terharu karena adikku menikah, Silaturahmi kerabat dan family, baca buku (Novel, agama) liat even2 besar, berkunjung ke tempat pariwisata dan bersejarah, mencoba mendengarkan lagu Dangdut Rhoma Irama, ziarah ke makam (bapak, om, mbah) approaching for girls, but shit, untuk yang satu ini is failed (kurang bakat). Ada sih satu yang at least close to be serius-lah, tapi entah sekarang, gak ada kabar lagi tuh. DKK, DLL.
Kedua kali datang, dengan Visit Visa. Setalah satu bulan menunggu, visaku jadi, Menjadi employer sekaligus mendapatkan employer visa memang tidak gampang. Aku harus ke Bahrain, exit ke Bahrain, baru setelah semalam di Bahrain akupun balik ke Abu Dhabi dengan visa baru dan pekerjaan baru.
Satu hal yang aku dapatkan dari Bahrain, sesuatu yang baru buatku " Bahasa Ketiga Setelah Inggris Arab di Airport International Bahrain adalah Urdu " Mungkin inilah efek nyata dari dominasi orang-orang India, Bangladesh, Pakistan, Nepal di Bahrain, atau karena factor lain, biarlah….
Sekarang aku punya pekerjaan baru, di Popular Typing. Kantor kecil yang menyediakan segala macam pengetikan, dengan Bahasa inggris dan bahasa arab. Tantangannya berstatus "gampang-gampang susah" seperti aku harus lebih cepat mengetik lagi, lebih banyak lagi memahami kosa kata inggris atau arab, memahami system visa di Abu Dhabi (karena pembuatan visa di Negara ini lewat online, tapi harus lewat kantor-kantor typing), memahami costumer (zabun) yang datang dengan bermacam status (urgent atau tidak) DLL. Tapi sobat! Perlu kau ketahui aku memang suka sesuatu yang baru, termasuk tantangan baru ini. I love My Live
Tidak ada komentar:
Posting Komentar