Satu, persiapkan mental, jangan terlalu sensitif dengan
pembicaraan mertua atau orang lain di sekitar kalian, anggap mereka tidak
pernah ngomong, dan jadilah kalian sendiri, jangan pernah menjadi seseorang
yang sesuai dengan keinginan mereka. karena kalian akan melakukan sesuatu
dengan terpaksa, atau kalian akan melakukan sesuatu dengan perasaan tidak enak
dan tidak nyaman karena mertua yang nyuruh, bukan dari hati tulus kalian. So,
pastikan bahwa kalian adalah diri kalian bukan orang lain.
Kedua, harus lebih bisa untuk berkompromi, bukan berarti kalian
pasrah pada keinginan mertua, tapi kalian juga harus sadar bahwa kalian ini kan
kasarnya “numpang” di rumah mertua, jadi level keinginan kalian dikompromikan
dengan keadaan di rumah mertua. Misalkan, hari sabtu kamu ada jadwa latian
futsal bersama teman-teman, tapi kebetulan di rumah kamu ada acara keluarga
atau acara pengajian, dalam kondisi seperti itu lebih baik kalian tidak usah
main dulu, tapi bantu-bantulah sedikit mertua, jangan sampai kita terkesan
kurang menghargai mertua dengan tetap keluar untuk bermain futsal. Jadi inilah
kompromi, bukan berarti mengalah ya.
Ketiga, latih kesabaran dengan mengontrol emosi, biasalah di
dalam keluarga itu pasti ada semacam kondisi dimana kalian akan mengalami
sedikit miskomunikasi dengan mertua, maka di waktu itu kalian enaknya bermain
defensif tahan offensife, sabar dengan
menunggu kesempatan kapan kiranya keadaan itu bisa kalian atasi. Contoh yang
pernah saya alami sih, di pagi hari halaman terlihat kotor, sedangkan kondisi
saya tidak enak badan, maka saya tidak bisa menyapu sebagaimana hampir saya
lakukan tiap hari. Melihat halam tak tersapu mungkin mertua kesel, maka mertua
marah kepada anaknya dengan sedikit menyinggung saya sih “kamu nanti kalau
kawin repot kalau tidak terbiasa menyapu”. Mendengar itu sempat emosi sih, tapi
langsung saya kontrol emosi dan dengan menunggu dengan sabar. Alhamdulillah sore
harinya kita kembali seperti semula. Karena yakinlah bahwa emosi itu hanya
sekejap selanjutnya akan seperti biasa.
Keempat, usahakan jangan menunjukkan kelemahan dan sikap slengean
di depan mertua, apalagi kalian sebagai pria, tunjukkan bahwa kalian memang
mampu menjaga putrinya dengan baik dan bertanggung jawab. Jangan suka dengan
mudah menerima pemberian mertua bahkan orang tua kalau tidak dalam keadaan terpaksa,
karena dengan menerima pemberian itu kalian masih butuh bantuan. Sikap itu
secara langsung akan membuat profile kalian sedikit turun. Bersikaplah di depan
mertua sebagai lelaki jagan terlalu banyak bicara dan jangan terlalu pelit
bicara, standar aja.
Kelima, kalian harus kenal karakter masing-masing mertua dan
anggota keluarga lainnya, setelah kalian tahu baru bisa mengambil langkah strategis
dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga, tapi dalam bingkai kalian tetap
menjadi diri sendiri, karena ada beberapa kasus miskomunikasi memang disebabkan
oleh kurang mengenalnya sifat dan karakter masing-masing, sehingga
bertabrakannya cenderung mudah.
Keenam, kalau sudah terjadi miskomunikasi yang begitu parah,
cara ampuh lainnya adalah kalian menggunakan istri sebagai mediator untuk
mengetengahi diantara dua ego dan sifat yang sedang berkonflik, kalian tinggal
curhat ke istri, sehingga istri bisa menyampaikan dengan baik apa maksuda dan
kemauan kalian kepada orang yang kita konfliki.
Insyaallah dengan langkah-langkah ini akan kehidupan kita di
rumah mertua akan lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar