Kamis, 14 Januari 2010

Orang Asing Yang Membangun UAE (2)

Selanjutnya dari segi kualitas, orang-orang asing UAE melebihi dalam hal apapun dari orang pribumi itu sendiri. Kalau kita mau melihat secara umum, UAE adalah Negara yang tidak mempunyai gagasan apapun dalam mengelola sumber minyak yang meruah itu, tapi karena campur tangan orang asing, sekaligus komitmen dan keberanian Seikh kholifah waktu itu untuk memajukan UAE, maka jadilah Negara UAE seperti yang anda liat sekarang.

Tidak bisa dipungkiri, minyak adalah andalan Negara ini, namun tidak bisa dipungkiri juga, bahwa tenaga-tenaga ahli minyak di negeri ini adalah warga Asing. Peran pribumi sendiri hanya sebagai, kalau boleh saya katakan "penikmat hasil" jerih payah orang-orang asing.

Proyek-proyek besar di sini, mayoritas ditangani oleh orang asing, orang-orang pribumi mungkin hanya sebagai pemilik proyek itu atau hanya sebagai orang yang diletakkan namanya, agar proyek itu tidak memiliki masalah, atau jika memiliki masalah dengan pemerintah UAE, masalahnya akan cepat selesai.

Orang pribumi di sini, memiliki image sebagai orang yang pemalas dan manja, orang hanya ingin menerima beresnya, tanpa mau tahu prosesnya. Dan mungkin bukan hanya untuk orang UAE saja, bisa dikatakan Negara-negara "Kholij" memiliki kebiasaan yang buruk seperti ini.

Negara kholij bisa dikatakan terdiri dari kumpulan negara yang memiliki kekayaan minyak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi dll. Dengan kekayaan yang mereka miliki,mungkin mereka merasa tidak perlu bersusah payah mengerjakan sesuatu, tinggal memesan langsung jadi. Tanpa mau menciptakan sendiri.

Contoh kecil dari kemalasan mereka, adalah teman-teman mungkin sering membaca jumlah TKW yang diberangkatkan ke Negara-negara kholij itu, perbulannya ribuan. Kerja dari para teman-teman TKW adalah sebagai buruh rumah tangga, yang tugasnya adalah membereskan rumah para majikan. Yang sebetulnya pekerjaan-pekerjaan itu cukup dikerjakan oleh ibu rumah tangga. Tapi Karena saking pemalasnya, urusan sepele seperti itu diserahkan kepada pembantu.

Image sebagai pemalas juga dirasakan sendiri oleh pembesar-pembesar UAE, mungkin karena merasa risih. maka pada tahun 2009 lalu diberlakukan PHK besar-besar oleh pihak pemerintah kepada pribumi (mawatin) yang tidak sering masuk kantor, sering pulang di waktu jam kerja, sering tidak mematuhi peraturan.

Mengenai kebijakan pemerintah UAE terhadap orang pribumi perlu diacungi jempol. Pegawai negeri hanya untuk orang pribumi, orang asing tidak boleh. Orang asing boleh saja mendirikan perusahaan-perusahaan besar, tapi kalau masalah pegawai negeri punya orang UAE sendiri (meskipun kadang-kadang pribumi tidak memenuhi syarat. Mungkin ada orang dari Negara-negara Kholij menjadi pegawai negeri, tapi jumlahnya sedikit sekali.

Pegawai negeri di sini mempunyai gaji yang tinggi, gaji perbulannya, mencapai ratusan juta. Tidak heran jika mungkin satu rumah di UAE mempunyai pembantu 3 sampai lima orang, karena gaji para pembantu itu lima persen dari gaji mereka. Belum juga, kebanyakan dari pribumi memiliki bisnis di luar pekerjaannya

Administrasi di kantor-kantor pemerintahan UAE sudah canggih, semua serba computer dan programnya sudah ada di dalam, jadi tidak butuh keahlian khusus dalam mengerjakan sesuatu.

Kebijakan pemerintah UAE yang tidak kalah bagusnya adalah, kebijakan bahwa siapapun orang asing yang akan membangun usaha di UAE, maka sponsornya (pihak Yang bertanggung jawab) adalah orang pribumi, jadi bagaimanapun pihak asing harus membayar kepada pihak pribumi dulu sebagai sponsor. Tanpa ada sponsor, maka usaha tidak memenuhi syarat.

Tidak ada komentar: